Monday 28 November 2016

Belajar SEO bersama Dexter Harto


Dexter Harto Blog - Apa sih SEO? Bagaimana caranya agar website kita ada di Page One Google?
Apa yang harus dilakukan? Yuk kita belajar bersama Dexter Harto.

Berikut adalah Arti atau Definisi dari SEO versi Wikipedia (terjemahan dari bahasa Inggris)

“Optimisasi Mesin Pencari atau Search Engine Optimization (SEO) adalah sebuah proses untuk mempengaruhi tingkat keterlihatan (visibilitas) sebuah situs web atau sebuah halaman web di hasil pencarian alami (sering disebut juga dengan pencarian tak-berbayar, pencarian non-iklan, atau pencarian organik) dari sebuah mesin pencari.”

Dan berikut adalah Istilah dengan kata-kata kita sendiri, Optimisasi Mesin Pencari atau Search Engine Optimization/SEO adalah:

“Melakukan suatu tindakan berupa aktifitas didalam atau diluar situs web atau halaman web agar ketika para pengguna internet atau user mencari sesuatu yang berhubungan dengan 
isi dari situs web atau halaman web anda, situs web atau halaman Anda tersebut ditampilkan di halaman 1 daftar hasil pencarian 
alami/tak-berbayar/non-iklan/organik”.


Bisa dibayangkan jika halaman website atau link dari website kita ada pada halaman satu google? apa yang akan terjadi?

Kita buat simulasi seperti dibawah ini :

Dexter dan Harto mempunyai usaha percetakan, lokasi percetakan mereka tidak jauh dan apa yang dijual pun tidak berbeda. Akan tetapi, Dexter menggunakan media Internet untuk promosikan percetakannya sedangkan Harto tidak. apa yang akan terjadi?

Dexter menggunakan cara SEO dengan membuat website berisikan Informasi dari percetakannya, Informasi yang dimasukan adalah Alamat Toko Percetakan, Nomor Telephone, Harga Cetak dan Harga - Harga yang dijual di Percetakannya seperti ATK, Kertas, Amplop, dll.

Apa yang dilakukan Harto? hanya diam menunggu di toko dan membuat spanduk berisikan Informasi cetakannya.

Lalu apa yang akan terjadi?

Jika dilihat dari jumlah pengunjung toko yang datang ke Percetakan tidak beda jauh jumlahnya, akan tetapi pendapatan yang didapat oleh Dexter lebih besar dari pada Harto? kenapa?

Jawabannya adalah Dexter menggunakan Website sebagai media berjualan untuk mendapatkan penghasilan lebih, karena Dexter selain melayani pembeli dari offline, juga melayani pembeli yang jauh lebih banyak dari Online.

Loh kok bisa?

Yuk kita belajar SEO, agar pembeli atau pengunjung Toko tidak hanya dari Offline :)
Bersama Dexter Harto.












Thursday 27 June 2013

Sejarah karimunjawa



Karimun Jawa
The Best Island in Indonesia


Tahukah kalian bahwa pada abad ke-15 di Kudus hiduplah seorang Waliyullah yang bernama Syekh Ja'far Shodiq yang terkenal dengan sebutan Sunan Kudus, salah satu anggota Walisongo (Wali Sembilan yang menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Kudus dan sekitarnya. Beliau juga merupakan pendiri Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa yaitu Kerajaan Demak ? 

Beliau mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu anggota dewan penasehat Sultan juga sebagai salah satu Senopati perang. Dalam bidang keagamaan karena keilmuannya beliau sering dimintai pendapat oleh Sultan Raden Patah.

Hingga suatu hari Sunan Kudus mendapat kepercayaan dari Raden Saleh untuk memimpin jamaah haji ke Mekah dan Madinah. Agar proses belajar mengajar di Pesantren Kudus selama ditinggal tetap berjalan, maka Sunan Kudus menunjuk putranya yang bernama Amir Hassan untuk menggantikannya. Tetapi yang terjadi, selama Sunan Kudus berangkat naik Haji, para santri tidak diajari masalah agama, malah diajak bermain Gamelan. Sepulang Sunan Kudus dari menunaikan ibadah haji, para santri melaporkan tindakan Amir Hasan selama tidak ada sang Sunan. Sunan Kudus amat murka, sehingga Amir Hasan diusir dari Kudus.

Dengan perasaan sedih dan berdosa Amir Hassan kemudian meninggalkan tanah kelahirannya menuju rumah bibinya, Dewi Sujinah, isteri dari Sunan Muria di Gunung Muria. Dia menetap beberapa bulan di Muria. Sunan Muria sangat senang 
menerima keponakannya itu, bahkan mengangkat Amir Hasan sebagai murid sekaligus puteranya. Setiap hari, dia dididik dengan ilmu agama dan kesaktian, sehingga tumbuhlah ia menjadi pemuda yang alim dan berilmu tinggi.

Sementara itu di Kudus, Sunan Kudus setelah mendapat laporan bahwa Amir Hassan berada di Muria dan menimba ilmu pada Sunan Muria, cepat-cepat beliau menemui Sunan Muria. Dalam hatinya, beliau sangat rindu pada putranya itu, biar bagaimanapun  Amir Hasan tetaplah darah dagingnya sendiri. Pertemuan antara ayah dan anak di Pesantren Muria itu sangat mengharukan. Tangis rindu tak dapat ditahan lagi. Keduanya saling memaafkan. Kemudian Sunan Kudus kembali lagi ke Kudus, sedang Amir Hasan masih tinggal di Muria.

Beberapa tahun kemudian setelah Sunan Muria menganggap Amir Hasan sudah mampu untuk bertabligh, menyebarkan agama Islam, Beliau menitahkan kepada Amir Hasan untuk mencari daerah dimana masyarakatnya belum beragama Islam. Pada saat pelepasan, Sunan Muria mengundang Sunan Kudus ke Pesantren Muria. Kepergian Amir Hassan ditemani oleh dua orang santri Sunan Muria. Kemudian ketiganya tersebut menuju ke arah Barat, sampai akhirnya tiba di tepi pantai Jung Poro (sekarang Jepara). Setelah membuat perahu, ketiganya berlayar menuju arah barat laut. Akhirnya mendaratlah perahu itu disebuah pulau yang masih asing. Hanya ada beberapa bajak laut yang ganas. Dengan tenang Amir Hasan menghampiri dan mengucapkan salam, namun bukan jawaban salam yang diucapkan melainkan tantangan untuk berkelahi. Dengan tabah dan tegar akhirnya para bajak laut dapat dikalahkan, bahkan tunduk dan menjadi murid setia Amir Hasan. Untuk mengenang peristiwa itu, maka Amir Hasan menamakan tempat tersebut dengan nama Legon Bajak. 




Pantai Legon Bajak


Indah sekali dipulau ini, dengan suasananya yang natural pantai ini sangat diminati untuk dikunjungi...

Lanjut Cerita . . .

Kemudian Amir Hasan menyuruh kedua temannya kembali ke Muria untuk melaporkan kepada Sunan Muria Tentang tempat keberadaannya sekarang. Betapa senangnya Sunan Muria mendengar berita tersebut. Kemudian Sunan Muria meminta tolong para santri untuk menunjukkan kepulauan tempat Amir Hasan sekarang. “Ada di mana tempat tinggalnya putraku Amir Hasan coba tunjukkan padaku" kata Sunan Muria. "Ada di sana kanjeng Sunan", kata santri sambil menunjuk pada pulau yang terletak di tengah laut. "Lho, pulaunya kok jauh sekali, saya lihat dari sini kok samar-samar dari Jawa ini. Oh, beritahu kepada putraku Amir Hasan, kalau pulau tempat tinggalnya saya namakan Karimunjawa yang berarti samar-samar dari Jawa. Dan Karimunjawa juga punya arti yang mulia di Laut Jawa. Semoga saja putraku Amir Hasan bisa menyiarkan agama Islam dengan baik dan mulia hidupnya berada di tanah Karimunjawa".

Kabar tersebut tidak hanya menyenangkan hati Sunan Muria saja, tetapi juga istri dan para santrinya. Kemudian sepasang suami istri itu berangkat menuju Kudus bersama kedua santri untuk menyampaikan berita gembira. Betapa gembira Sunan Kudus dan istri mendengar berita itu. Akhirnya sebagai ungkapan rasa kegembiraannya Sunan Kudus mengirimkan sebuah pustaka (puncak bangunan Masjid) kepada Amir Hasan. Setelah itu Sunan Muria bersama rombongan kembali lagi ke Muria. Sebelum kedua santri kembali ke Karimunjawa, Sunan Muria mengirimkan sebuah pustaka pula kepada Amir Hasan. Dengan demikian Amir Hasan mendapat dua pustaka. Sedangkan Dewi Sujinah, istri Sunan Muria mengirimi sekepal nasi beserta lauk pauk yang sangat disukai Amir Hasan yakni pecel ikan lele, pepesan siput (besusul : bahasa Jawa), satu buah nangka besar dan seunting padi.


Pustaka Masjid

Setelah berpamitan, kedua santri berangkat menuju Karimunjawa. Sementara Amir Hasan telah menyongsong di sebuah legon yang masih sepi bersama beberapa orang muridnya. Kedua santri lalu memberikan oleh-oleh dari Kudus dan Muria. Sekepal nasi diterima dengan senang hati. Setelah nasi dibuka, dia kemudian mengambil pecelan lele dan pepesan siput. Kedua lauk itu bukan diambil untuk dimakan namun dibuang di sebuah kali kecil sambil berkata, "Hai santriku semua, saksikanlah aku membuang lele dan siput ini, siapa tahu akan menjadi sumber penghidupan anak cucu kita di tanah yang baru ini". Ajaib sekali, siput dan lele yang sudah masak siap dimakan tersebut hidup kembali. Pada akhirnya nanti kedua hewan tersebut berkembang biak dengan baik sampai sekarang. Satu keajaiban pada kedua hewan itu adalah lele Karimunjawa tidak berpatil, karena memang asal muasalnya dari ikan lele yang sudah masak dan sudah diolah. Demikian pula siputnya tidak berekor runcing atau lancip tapi hampir bolong papak karena punya riwayat serupa yakni siput yang telah dimasak. Tempat berkembangnya lele tersebut akhirnya dinamakan oleh Amir Hasan sebagai Legon Lele. Kedua santri pun menceritakan pesan Sunan Muria bahwa pulau yang baru ini dinamakan Pulau Karimunjawa. Semenjak itu pulau tempat tinggal Amir Hasan bernama Karimunjawa. Kemudian Amir Hasan membalikkan perahu bekas tumpangan kedua santri. Ajaib! Perahu tersebut berubah menjadi sebuah pulau yang tandus. Sekarang pulau itu dinamakan Pulau Batu karena hanya berupa batu putih, seluas tak lebih dari 500 m².



Makam Amir Hasan 

Amir Hassan juga menerima satu buah nangka besar. Dengan rasa persaudaraan sesama muslim buah nangka tersebut dimakan bersama-sama. Setelah merasa kenyang buah nangka tersebut sisanya tetap dibawa, sambil melanjutkan perjalanan mencari tempat yang paling cocok untuk mendirikan pesantren dan masjid. Sambil berjalan sesekali santri ada yang memakan buah nangka, hingga sampailah di suatu tempat yang tinggi, teduh, dan dekat sumber air. Amir Hasan melihat tempat itu sangat cocok. Akhirnya diputuskan tempat tersebut sebagai pesantren di Karimunjawa. Pada saat istirahat beliau tanya kepada santri tentang buah kesayangannya, nangka. "Hai santriku apa masih ada, bawa sini saya mau memakannya". Santri yang membawa buah nangka menyahut "Wah, nangkanya tinggal satu nyamplung (satu isi = beton, bahasa Jawa) saja kanjeng guru". Amir Hassanmenjawab, "Oh kalau begitu ingatlah wahai muridku semua, tempat yang baru ini saya namakan Dusun Nyamplungan".

Semenjak itulah beliau bersama santri-santrinya hidup dan mendalami ilmu agama. Santrinya semakin banyak mulai dari rakyat jelata maupun bekas bajak laut. Karena kedudukannya di Dusun Nyamplungan, beliau terkenal dengan sebutan Sunan Nyamplungan.

(Sumber: BTNKJ)